Kamis, 15 Oktober 2009

Paragraf dan Unsur pembentukannya

Paragraf dibentuk pleh 3 unsur :
1. Gagasan Pokok
2. Kalimt Topik
3. Kalimat Pendukung


1. Gagasan Pokok
Merupakan jiwa dari sebuah karangan yang berisi ide dasar masalah yang akan dibicarakan didalam paragraf. Gagasan Pokok biasanya dituangkan di dalam kalimat topik. Gagsan pokok tidak harus berupa kalimat, sedangkan kalimat topik harus berupa kalimat.

2. Kalimat Topik
Syarat-syarat dalam peulisan kalimat topik
- Kalimat topik yang baik harus mengandung satu ide/gagasan pokok
- Kalimat Topik berupa kalimat
- Kalimat Topik tidak mengandung rincian
- Kalimat Topik tidak terlalu luas
- Kalimat Topik tidak merupakan pengumuma

3. Kalimat pendukung/Kalimat Penjelas
Kalimat Penukung merupakan kalimat yang memperjelas kalimat topik. Isi kalimat Pendukung dapat berupa alasan, penjelasan, contoh, atau dukungan terhadap sesuatu yang dikemukakan dalam kalimat topik
2 Jenis Kalimat Pendukug :
1. Kalimat Pendukung Mayor
Kalimat yang menjelaskan langsung kalimat Topik. Adapun gagasan pendukung mior berisi keterangan tambahan dari kalimat pendukung mayor
2. kalimat pendukung Minor
Kalimat Pendukung Minor adalah kalimat yang merinci/menjelaskan kalimat mayor. Kalimat pendukung minor tidak mutlak ada dalam setiap paragraf. Kehadirannya diperlukan apabila dengan gagasan pendukung mayor saja sebuah paragraf belum dapat dimengerti secara jelas informasinya oleh pembaca.

Kerancuan dan Ketaksaan dalam Bahasa Indonesia

1. Kerancuan
Kerancuan bahasa adalah kontaminasi/kekacauan dalam bahasa. Kerancuan ini dapat
terjadi dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik ditingkat kata, frasa,
klausa, maupun kalimat. Berikut ini contoh kerancuan dalam bahasa Indonesia.
a. Kerancuan kata
contoh: - berulangkali : berkali-kali
- seringkali/kerapkali : berkali-kali
b. Tingkat frasa
contoh: - Belok kiri jalan terus
Kalimat di atas terdapat dua frasa yaitu "belok kiri dan jalan terus".
c. Tingkat kalimat
Kontaminasi kalimat tau kerancuan kalimat adalah kalimat dengan susunan kacau.
contoh:
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian tugasnya diserahkan kepada
Dosen. (salah)
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian menyerahkannya kepada Dosen.
(betul)
d. Tujuan (purpose) : Penjelasan kalimat (explanatory sentence)
1. Definisi (definition)
2. Contoh (example)
3. Argumentasi
4. Perbedaan (contrast)
5. Analisis/proses (analysis/process)
6. Diskusi
7. Deskripsi
8. Narasi

2. Ketaksaan/Ambivalensi
Ketaksaan atau ambivalensi adalah kemungkinan makna ganda pada kata atau
rangkain kata, baik yang berupa frase, klausa maupun kalimat.
a. Tingkat kata
Yang termasuk taksa tingkat kata adalah semua kata yang tergolong polisemi,
artinya satu kata dengan beberapa pengertian/ makna.
Contoh: - kandungan : unsur, organ tubuh wanita
- kepala : pimpinan, anggota tubuh
- kaki : bagian akhir, anggota tubuh
b. Tingkat frasa
Gabungan kata yang tidak predikatif yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: - Bebas parkir: parkir gratis, tidak ada tempat parkir
- Hapus papan tulis: menghapus papan tulis, menghapus tulisan
c. Tingkat klausa
contoh: - Buku sejarah baru: cetakan terakhir, sejarah peristiwa terakhir.
- Isteri dokter muda: yang muda adalah isteri. Yang muda adalah dokter.
d. Tingkat kalimat
contoh: Anak perwira tinggi yang rendah hati.
Perwira tinggi yang rendah hati (itu) mempunyai anak.
Perwira tinggi (itu) mempunyai anak yang rendah hati.
Latihan:
1. Raid, membasmi nyamuk tanpa batuk.
2. Anak itu berlari pergi ke kampus.

3. Kohesif (kepaduan unsur): hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
pembentuk kalimat, hunbungan antara subjek, predikat dst.
Contoh: Saya sudah membaca buku itu hingga habis.

4. Koherensi adalah kepaduan makna antar unsur pembentuk kalimat. (keruntutan maknanya)
Contoh: - Rumput itu makan kuda. ----- Rumput itu dimakan kuda.
- Lestari akan mengawini pacarnya. --- Lestari akan dikawini pacarnya.

5. Kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun
untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Menurut Jos Daniel Parera, kalimat
dikatakan efektif apabilakalimat itu didukung oleh:
1. Kesepadanan
Adanya struktur bahas dan cara atau jalan pikiran yang logis serta masuk akal.
2. Kepararelan
Bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektifitas tertentu.
3. Ketegasan
adanya ketegasan dalanm menonjolkan pikiran utama.
4. Kehematan
Pilihan kata atau penyusunan pikiran yang terkadang bertumpuk-tumpuk dalam kalimat.
5. Kevariasian
Penguunaan kosa kata yang beragam dalam meyusun kalimat dan paragraph.
6. Secara tepat dapat mewakili gagasan ataut perasaan komunikator
7. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca dan pendegar seperti yang dipikirkan komunikator

Kaidah Penulisan Kalimat

Kaidah penulisan kalimat baku dalam karya ilmiah harus memperhatikan EYD. Hal-hal
penting yang perlu diperhatikan adalah.

1. Penulisan kutipan langsung (awal kalimat huruf kapital)
Contoh: - Ditjen anggaran dan pertimbangan keungan, sahala, mengatakan, " Target
imigrasi di Indonesia naik 20 %."
2. Penulisan istilah asing
Kata-kata yang berasal dari bahasa asing, (selain bahasa Indonesia) ditulis dengan
huruf miring (italic).
Contoh: - Pasar tenaga kerja Indonesia masih tidak luwes (inflexible).
Jika singkatan asing ditulis tetap contoh: Bostom Consulting Group (BCG)
3. Penulisan subjek dan predikat tidak boleh disispi tanda koma (,)
Contoh: Harga pokok penjualan, merupakan konsep yang telah digunakan secara
luas.
4. Penulisan keterangan tambahan dalam kalimat
Kalimat tambahan berfungsi untuk memperjelas fungsi subjek dan predikat.
Contoh : - Tragedi Trisakti, terjadi tanggal 12 Mei 1998, merupakan tonggak
dimulainya reformasi di Indonesia.
5. Penulisan tanda baca koma (,) dalam kaitannya dengan konjungsi
Klausa yang diawali dengan konjungsi subordinatif (karena, meskipun, ketika, dan
kalau) jika diletakkan di awal kalimat harus diakhiri dengan tanda baca koma.
Contoh: - Meskipun harganya mahal, buah impor tetap disukai konsumen.

Kalimat Efektif

Berikut ini ketentuan menulis kalimat efektif dalam karya ilmiah.
1. Subjek tidak didahului kata depan
Contoh:
- Pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan jasa travel di DIY.
- Dengan membudayakan ketertiban, sekolah akan meluluskan out come yang
berkualitas.
Kata depan yang tidak diperbolehkan mengawali kalimat adalah: di, dan, dalam,
kepada, daripada, sebagai, dan mengenai.
2. Subjek dalam induk kalimat tidak boleh dihilangkan
Contoh:
- Tidak diharapkan oleh siapapun, tetapi kenyataannya bayi yang sehat dapat tertular
aids lewat jarum suntik. (salah)
3. Kata sedangkan dan sehingga tidak dapat digunakan di awal kalimat tunggal maupun
kalimat majemuk.
Contoh:
- Salah satu sulitnya mencari pekerjaan adalah banyaknya pencari kerja. Sedangkan
kesempatan kerja tidak banyak.
4. Predikat kalimat tidak didahului "yang"
Contoh:
- Keberadaan bursa valuta asing yang mendorong pariwisata Indonesia.
- Adik yang berjalan sambil membawa bunga.
5. Pemakaian kata "hemat"
Kata-kata yang bersinonim sering digunakan sekaligus; antara lain, adalah
merupakan, demi untuk, seperti misalnya, agar supaya dll.
Contoh: - Korupsi adalah merupakan kejahatan yang menyengsarakan rakyat.
6. Kalimat efektif tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan
Contoh: - Meskipun penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan rancangan, tetapi
hasilnya belum memuaskan.