Kamis, 15 Oktober 2009

Kerancuan dan Ketaksaan dalam Bahasa Indonesia

1. Kerancuan
Kerancuan bahasa adalah kontaminasi/kekacauan dalam bahasa. Kerancuan ini dapat
terjadi dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik ditingkat kata, frasa,
klausa, maupun kalimat. Berikut ini contoh kerancuan dalam bahasa Indonesia.
a. Kerancuan kata
contoh: - berulangkali : berkali-kali
- seringkali/kerapkali : berkali-kali
b. Tingkat frasa
contoh: - Belok kiri jalan terus
Kalimat di atas terdapat dua frasa yaitu "belok kiri dan jalan terus".
c. Tingkat kalimat
Kontaminasi kalimat tau kerancuan kalimat adalah kalimat dengan susunan kacau.
contoh:
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian tugasnya diserahkan kepada
Dosen. (salah)
- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian menyerahkannya kepada Dosen.
(betul)
d. Tujuan (purpose) : Penjelasan kalimat (explanatory sentence)
1. Definisi (definition)
2. Contoh (example)
3. Argumentasi
4. Perbedaan (contrast)
5. Analisis/proses (analysis/process)
6. Diskusi
7. Deskripsi
8. Narasi

2. Ketaksaan/Ambivalensi
Ketaksaan atau ambivalensi adalah kemungkinan makna ganda pada kata atau
rangkain kata, baik yang berupa frase, klausa maupun kalimat.
a. Tingkat kata
Yang termasuk taksa tingkat kata adalah semua kata yang tergolong polisemi,
artinya satu kata dengan beberapa pengertian/ makna.
Contoh: - kandungan : unsur, organ tubuh wanita
- kepala : pimpinan, anggota tubuh
- kaki : bagian akhir, anggota tubuh
b. Tingkat frasa
Gabungan kata yang tidak predikatif yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: - Bebas parkir: parkir gratis, tidak ada tempat parkir
- Hapus papan tulis: menghapus papan tulis, menghapus tulisan
c. Tingkat klausa
contoh: - Buku sejarah baru: cetakan terakhir, sejarah peristiwa terakhir.
- Isteri dokter muda: yang muda adalah isteri. Yang muda adalah dokter.
d. Tingkat kalimat
contoh: Anak perwira tinggi yang rendah hati.
Perwira tinggi yang rendah hati (itu) mempunyai anak.
Perwira tinggi (itu) mempunyai anak yang rendah hati.
Latihan:
1. Raid, membasmi nyamuk tanpa batuk.
2. Anak itu berlari pergi ke kampus.

3. Kohesif (kepaduan unsur): hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
pembentuk kalimat, hunbungan antara subjek, predikat dst.
Contoh: Saya sudah membaca buku itu hingga habis.

4. Koherensi adalah kepaduan makna antar unsur pembentuk kalimat. (keruntutan maknanya)
Contoh: - Rumput itu makan kuda. ----- Rumput itu dimakan kuda.
- Lestari akan mengawini pacarnya. --- Lestari akan dikawini pacarnya.

5. Kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun
untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Menurut Jos Daniel Parera, kalimat
dikatakan efektif apabilakalimat itu didukung oleh:
1. Kesepadanan
Adanya struktur bahas dan cara atau jalan pikiran yang logis serta masuk akal.
2. Kepararelan
Bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektifitas tertentu.
3. Ketegasan
adanya ketegasan dalanm menonjolkan pikiran utama.
4. Kehematan
Pilihan kata atau penyusunan pikiran yang terkadang bertumpuk-tumpuk dalam kalimat.
5. Kevariasian
Penguunaan kosa kata yang beragam dalam meyusun kalimat dan paragraph.
6. Secara tepat dapat mewakili gagasan ataut perasaan komunikator
7. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca dan pendegar seperti yang dipikirkan komunikator

Tidak ada komentar:

Posting Komentar